Wednesday 1 July 2015

Business To Customer

Secara singkat, B2C dapat diartikan sebagai jenis perdagangan elektronik di mana ada sebuah perusahaan (business) yang melakukan penjualan langsung barang-barangnya kepada pembeli (consumer). Contoh perusahaan kelas dunia yang telah menerapkan B2C adalah Amazon.com. B2C menggunakan sistim yang jauh lebih rumit dibandingkan dengan B2B karena dalam pelaksanaannya, B2C berhubungan langsung dengan berjuta-juta pembeli yang melakukan berjuta-juta transaksi setiap harinya dengan biasanya hanya terdapat sedikit penjual.

Walaupun, pada artikel sebelumnya sempat dijelaskan bahwa Business to Business (B2B) mempunyai prospek ke depan yang lebih cerah dibandingkan B2C, kita tidak dapat begitu saja memandang sebelah mata B2C sebelum mengetahuinya lebih jauh.

B2C tidak terlalu membutuhkan akuntanbilitas yang baik dan hubungan yang formal dengan pelanggan dalam transaksinya. Hal ini tentu berbeda dengan B2B yang mensyaratkan hal-hal tersebut demi menjaga profesionalitas dengan perusahaan yang menjadi partner-nya. Selain itu, karakteristik yang paling menonjol dari B2C adalah kemampuannya untuk membuat sebuah direct relationship dengan konsumen tanpa campur tangan pihak perantara, seperti distributor.

Pertumbuhan Pasar B2C

Pada awal pertumbuhannya, perusahaan-perusahaan retailer yang telah ada (sepertidepartement store) belum memainkan peranan penting dalam pasar B2C. Website yang dibangun pada umumnya hanya berfungsi sebagai media publikasi dan tidak interaktif. Tujuan utamanya adalah untuk menarik perhatian pengunjung melalui website agar mendatangi toko di dunia nyata (physical store).

Sepanjang tahun 2001, diperkirakan terdapat sekitar 75 juta pengguna internet yang berpartisipasi dalam transaksi-transaksi di toko online (emarketer.com, Juli 2001). Menurut laporan eMarketer (Mei 2001), pendapatan dunia dari B2C pada tahun 2000 berkisar antara 53 hingga 238 miliar dolar dan meningkat pesat pada tahun 2004 menjadi antara 428 hingga 2134 miliar dolar. Saat ini pun, pasar B2C semakin berkembang. Perusahaan retailer banyak yang mengkombinasikan physical retail stores mereka dengan website (online presence).

Kesuksesan dari B2C pada dasarnya dikarenakan faktor penawaran barang kualitas tinggi dengan harga murah dan banyak pula dikarenakan pemberian layanan kepada konsumen yang cukup baik

Produk di Pasar B2C

Lantas, produk-produk dengan karakteristik seperti apakah yang diperkirakan menghasilkan volume penjualan yang besar di pasar B2C? Berikut ini adalah beberapa karakteristiknya.
Merek terkenal
Barang-barang terdigitisasi, seperti e-book
Harga terjangkau
Barang-barang yang cukup sering dicari dalam keseharian (seperti sayur, obat)
Barang yang tidak dapat ditemukan dengan mudah di toko-toko tradisional

Case Study

Amazon didirkan oleh Jeff Bezos dan istrinya di sebuah garasi rumah di Seattle pada tahun 1995. Detail perencanaan menjadi kata kunci bagi Bezos dalam setiap pertimbangan sebelum membuat keputusan mendirikan situs Amazon.com. Amazon semakin menggurita dalam berkiprah di Internet. Terbukti dengan penguasaan saham Amazon di bisnis kios obat online, balai lelang online, mainan anak, hewan peliharaan, dan lain sebagainya. Tak heran jika kini banyak orang ke Amazon.Com bukan hanya mencari sekadar buku saja. Dan jumlah pengaksesnya pun juga semakin banyak, bahkan lebih dari 12 juta. Situs ini menyediakan halaman personal berisi produk-produk yang relevan dengan produk-produk yang pernah dibeli kepada semua pelanggannya. Ini bisa dilakukan karena adanya teknologi canggih yang mengelola database pelanggan secara baik dan updated. .

Perusahaan yang didirikan oleh Jeff Bezos pada tahun 1994 dan dirilis secara online pada tahun 1995 ini punya cara tersendiri dalam menjalankan IMC. Public relations juga menjadi kunci utama dari kesuksesan Amazon.com. Situsnya memungkinkan setiap pengguna untuk bisa mem-posting review tentang produk-produk yang pernah mereka beli, sehingga tercipta sebuah database review yang menambah kredibilitas Amazon.com sendiri. Bila melihat 500 review positif untuk sebuah buku di Amazon.com, pelanggan akan lebih tertarik untuk membeli dan tahu mengapa Satu hal penting bagi Amazon.com adalah potensi dari seluruh pengguna yang datang ke suatu situs, berdiskusi tentang buku di sana, serta menaruh link ke situs Amazon.com di mana orang lain bisa langsung pergi ke sana. Bahkan, pengguna yang masuk ke sebuah blog atau portal belanja sekalipun, masih bisa menemukan link menuju ke situs tersebut. Isu yang lebih penting adalah seorang pengguna mungkin merasa bingung dan menganggap situs itu berhubungan dengan situs Amazon.com, dan sayangnya tidak banyak yang bisa dilakukan perusahaan untuk menangani hal tersebut. Tetapi, banyak pengguna internet cenderung bisa mengetahuinya sendiri nanti dengan sendirinya.

Amazon.com adalah contoh perusahaan yang mempunyai aspek sumber daya manusia yang baik. Salah seorang karyawannya pernah bersaksi bahwa sewaktu ia diterima bekerja di Amazon.com, biaya penerbangan untuk melakukan wawancara dan biaya akomodasinya diganti penuh oleh Amazon.com. Ia bahkan mendapat bantuan dan dukungan penuh juga untuk mendapatkan status permanent residence untuk tinggal dan bekerja disana. Memperlakukan karyawan dengan baik adalah termasuk dalam strategi marketing Amazon.com. Hal ini tercermin juga dalam perlakuannya kepada para pelanggan, mulai dari menyediakan segala informasi yang diperlukan sebelum melakukan pembelian sampai pengiriman dan pembayaran.

Amazon.com dapat mengukur hasil atau kesuksesannya dengan beberapa cara. Sebagai pemain di pasar online, kebanyakan pelanggan bisa sampai ke situs mereka entah lewat search engine, portal belanja, blog, atau sebelumnya pernah masuk ke Amazon.com. Dengan demikian, Amazon.com bisa memanfaatkan banyak tools untuk web untuk mendeteksi pengunjung situs mereka. Dari sini bisa diketahui dari mana mereka bisa sampai ke Amazon.com, apakah mereka pernah melakukan Dengan semakin mudahnya mendistribusikan konten akibat bertumbuhnya teknologi digital dan internet, para marketer dituntut untuk bisa menyampaikan pesan perusahaan sebaik mungkin kepada audiens yang seluas mungkin, tetapi harus relevan bagi masing-masing pelanggan. Seiring semakin banyaknya metode untuk bisa menyebarkan konten, para marketer harus lebih fokus untuk bisa menciptakan pesan secara konsisten yang sesuai dengan sumbernya, dan dapat ditangkap dengan baik oleh para pelanggan tanpa mengubah artinya. Amazon.com bisa menjadi contoh perusahaan yang baik dalam penerapan IMC.

Dengan semakin mudahnya mendistribusikan konten akibat bertumbuhnya teknologi digital dan internet, para marketer dituntut untuk bisa menyampaikan pesan perusahaan sebaik mungkin kepada audiens yang seluas mungkin, tetapi harus relevan bagi masing-masing pelanggan. Seiring semakin banyaknya metode untuk bisa menyebarkan konten, para marketer harus lebih fokus untuk bisa menciptakan pesan secara konsisten yang sesuai dengan sumbernya, dan dapat ditangkap dengan baik oleh para pelanggan tanpa mengubah artinya. Amazon.com bisa menjadi contoh perusahaan yang baik dalam penerapan IMC. Amazon.com adalah bentuk perusahaan masa depan. Mereka memanfaatkan teknologi internet untuk membangun customer database dan berkomunikasi dengan para pelanggannya. Dalam survei American Customer Satisfaction Index (ACSI), perusahaan ini selalu mendapatkan skor jauh di atas rata-rata perusahaan lainnya. Mereka dapat memanfaatkan teknologi untuk berkomunikasi kepada individu-individu dengan sangat efektif.

Pelanggan puas karena mendapatkan informasi yang dibutuhkan dan sesuai dengan harapannya. Mengapa demikian? Mereka mengerti apa yang menjadi kebutuhan pelanggan dari perilaku transaksi di masa lalu. Amazon.com dapat melacak buku-buku apa saja yang dibeli setiap pelanggan, kapan dibeli dan berapa banyak pelanggan telah membeli dalam satu tahun.

Dalam sebuah situs (http://www.computerweekly.com/news/2240043999/Amazon-proves-B2C-can-turn-in-a-profit) menyebutkan bahwa pendapatan Amazon pada kuartar ke-empat tahu n 2001 mencapai $5M, Amazon mengatakan bahwa pengukurang anggaran serta harga buku yang murah membantu merekan dalam mencapai keuntungan. Charles Abrams, seorang analist mengatakan bahwa pergerakan Amazon mencapai keuntungan adalah karena penggunaan e-commerce secara umum. Dalam kondisi perekonomian yang lemah, Amazon.com dapat mencapai peningkatan penjualan sebesar 15%. Amazon.com penuliskan bahwa nilai penjualannya mencapai $1.12B pada kuartal keempat tahun 2001, diabndingkan jika pada tahun sebelumnya yang mencapai $972M. “Ada ungkapan yang mengatakan jika Amazon gagal dalam usahanya mencapai profit, berarti seluruh penjualan melalui internet akan gagal.” Hal ini menandakan bahwa Amazon merupakan ujung tombak serta patokan untuk mencapai keuntungan yang besar.

0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.